Banjir Rendam Dua Kecamatan di Kudus, Pemukiman dan Sawah Terendam Akibat Luapan Sungai Wulan

oleh -1,166 kali dibaca
Suasana banir di Desa Setro Kalangan Kaliwungu, Kudus (Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Hujan dengan intensitas sedang namun terus-menerus mengguyur wilayah Kudus sejak Rabu malam hingga Kamis pagi (22-23/1) menyebabkan Sungai Wulan meluap. Akibatnya, sejumlah area rendah di Kecamatan Jati dan Kaliwungu terendam, mencakup puluhan rumah warga dan puluhan hektar persawahan.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus, Mundir, menjelaskan bahwa curah hujan yang tidak menentu menjadi penyebab utama banjir ini.

“Air hujan tidak bisa mengalir ke Sungai Wulan karena sungai meluap. Akibatnya, pemukiman warga dan area persawahan di wilayah yang topografinya rendah tergenang,” ujar Mundir, Kamis (23/01/2025).

BPBD Kudus, bersama pemerintah desa dan aparat lainnya, terus bersiaga memantau situasi di dua kecamatan tersebut. Posko siaga dan tempat pengungsian telah dipersiapkan jika kondisi memburuk.

“Kami berharap air segera surut agar aktivitas warga kembali normal, dan kami juga terus berupaya memberikan bantuan kepada warga terdampak,” ujar Mundir.

Tim gabungan juga memastikan saluran air dan tanggul Sungai Wulan tetap terpantau agar tidak mengalami kerusakan lebih lanjut.

Camat Jati, Fiza Akbar, menyebutkan bahwa kondisi ini bukan pertama kalinya terjadi di wilayahnya.

“Ini memang menjadi daerah rawan banjir setiap musim hujan, terutama karena posisinya yang rendah. Saat debit Sungai Wulan meningkat, air tidak mampu mengalir dengan baik dan meluap hingga ke pemukiman warga,” ungkapnya.

Di Dukuh Goleng, Desa Pasuruhan Lor, sebanyak 30 rumah warga dengan 40 kepala keluarga terdampak banjir dengan ketinggian air 20-50 sentimeter. Area persawahan seluas 20 hektar juga terendam banjir dengan ketinggian 100-150 sentimeter. Jalan desa sepanjang 200 meter turut tergenang air dengan ketinggian 10-20 sentimeter.

“Warga tetap bertahan di rumah masing-masing, belum ada yang mengungsi. Namun, kami bersama BPBD sudah menyiapkan tempat pengungsian jika situasi memburuk,” tambah Fiza.

Menurut Fiza, pihaknya bersama BPBD Kudus, pemerintah desa, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas telah turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan dan memberikan bantuan kepada warga terdampak.

“Kami juga memantau kondisi tanggul Sungai Wulan untuk mencegah rembesan yang bisa menimbulkan banjir lebih parah,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya langkah antisipasi jangka panjang untuk mengelola aliran Sungai Wulan. “Jika tidak, situasi ini akan terus berulang setiap musim hujan,” tegasnya.

Di wilayah Kecamatan Kaliwungu sejumlah desa juga mulai terendam banjir akibat limpasan air spillway Goleng, Kamis (24/1). Meski demikian, belum ada laporan warga yang dievakuasi akibat genangan tersebut.

Camat Kaliwungu, Satria Agus Himawan mengatakan berdasarkan situasi di lapangan, genangan air banjir mulai terjadi di wilayah Desa Setrokalangan, Garung Kidul dan Banget.

Secara rinci, di Desa Garung Kidul genangan terjadi pada jalan Desa Garung Kidul yang merupakan akses menuju Dukih Karangturi dengan ketinggian genangan air sekitar 10 – 40 cm sepanjang sekitar 700 m yang membuat ruas tersebut tidak dapat dilalui kendaran.

Sedangkan untuk areal persawahan di desa tereebut yang terendam sekitar 5 hektar tanaman padi, 8 hektar tanaman palawija dan 15 hektar lahan tak produktif.

Di Desa Setrokalangan, genangan air terjadi pada pemukiman warga dengan rincian 15 rumah di RT 1/RW 2 dengan ketinggian 10-30 cm, jalan desa, SD 1 dan 2 Setrokalangan, dan Masjid Baitul Mukminin.

Area persawahan Desa Setrokalangan dengan ketinggian air antara 10 – 40 cm antara lain Tanaman padi sekitar 8 hektar, serta lahan tidak produktif sekitar 15 hektar.

“Di Desa Setrojalangan, genangan juga terjadi di ruas jalan penghubung Dukuh Karangturi dan Dukuh Setro dengan ketinggian air mencapai 50 cm. Ruas jalan tersebut sudah tidak bisa dilalui kendaraan,”ucapnya.

Untuk Desa Banget, genangan banjir merebdam 5 rumah di RT 3/RW 3, 4 rumah di RT 5/RWv3 dan ruas jalan dengan ketinggian air 10-25 cm.

Satrio menambahkan, genangan air yang terjadi diakibatkan limpasan air pada Spillway Goleng. Genangan dikhawatirkan terus meningkat jika debit Sungai Wulan juga naik.

“Kami terus melakukan asessment untuk memantau situasi di lapangan. Untuk sementara ini warga masih belum minta evakuasi,”tukasnya. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.