DPD Opshid Demak Bangunkan Rumah Syukur Layak Huni Bagi Anak Yatim dan Ibunya

oleh -2,419 kali dibaca
Rumah Syukur Layak Huni Shiddiqiyyah yang dibangun oleh organisasi Pemuda Shiddiqiyyah (Opshid) Front Ketuhanan Yang Maha Esa (FKYME) DPD Demak, Kudus dan Jepara dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-95, Rabu 10/04/2023 (Foto: YM)

Demak, isknews.com – Menganggap kondisi seorang ibu yang hidup bersama anak perempuan yatim tinggal menumpang disebuah rumah kerabatnya yang juga memprihatinkan di Desa Banjarsari, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak.

Sejumlah pemuda yang tergabung dalam organisasi Pemuda Shiddiqiyyah (Opshid) Front Ketuhanan Yang Maha Esa (FKYME) DPD Opshid Demak, Kudus dan Jepara dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-95 serta dikumandangkannya untuk pertama kali Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, secara patungan membangun sebuah Rumah Syukur Layak Huni Shiddiqiyyah bagi anak yatim dan ibunya tersebut yang juga tinggal tak jauh dari kediaman para anggota Opshid Demak.

Pembangunan rumah tersebut disebutnya sebagai salah satu program tahunan DPD Opshid Demak, Kudus dan Jepara serta Opshid diseluruh Indonesia yang secara bersamaan juga melakukan kegiatan sosial yang sama membangunkan rumah bagi warga yang dinilai sangat membutuhkan dan tanpa melihat latar belakang agama dan keyakinannya.

Koordinator Lapangan (Korlap) Pembangunan Rumah Syukur, Indaryanto bersama sejumlah relawan anggotanya (Foto: YM)

Koordinator Lapangan (Korlap) Pembangunan Rumah Syukur, Indaryanto mengatakan, aksi sosial untuk anak yatim ini dilakukan untuk menyambut Hari Sumpah Pemuda dan Lahirnya Lagu Kebangsaan Indonesia ke-95.

“Kita pilih di sini (Demak), setelah mendapatkan laporan dari tim survei dari anggota kita, bahwa ada anak yatim yang tinggal bersama ibunya di rumah yang kurang layak, itu pun menumpang di rumah mertua,” katanya, Rabu (04/10/2023).

Rumah Syukur Layak Huni Shiddqiyyah, lanjut Indaryanto, nantinya akan dibangun sampai rampung hingga penyerahan kunci. Biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan rumah sekura Rp 130 juta, dari hasil donasi anggota dan simpatisan.

“InshaAllah bahan dasar kontruksi yang digunakan sejak awal hingga tahap akhir itu merupakan bahan-bahan dengan kualitas terbaik. Semua bahan yang kita gunakan itu spek baik dari segi cat sampai material bahkan kayu kuda-kuda atapnya pun menggunakan jenis kayu jati,” terangnya.

Proses pengerjaan yang seluruhnya dilakukan oleh relawan diprediksi berlangsung selama 40 hari. Dimana, harapannya pada 28 Oktober 2023 mendatang atau bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, bisa dilakukan penyerahan kunci kepada penerima.

“Untuk tanahnya ini milik penerima, atau tanah warisannya, berukuran 5,5 x 6,5 meter. Kita bangungkan rumah sampai finishing, sampai serah kunci,” katanya.

Lebih lanjut, Indaryanto menerangkan bahwa Thoriqoh Shiddiqiyah yang induknya berada di Jombang, Jawa Timur, ini juga memiliki berbagai program sosial. Selain pembangunan rumah, juga telah dilakukan jelajah desa serta santunan.

Saat ini, anggota Thoriqoh Shiddiqiyyah yang berada di Demak, Kudus dan Jepara, ada sekira 3 ribuan. Kegiatan sosial rutin dilakukan tiap tahun, dengan tujuan memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat.

“Rumah syukur ini dibangun Opshid sebagai wujud syukur Opshid sebagai bangsa Indonesia atas peristiwa besar sumpah pemuda dan lahirnya lagu Indonesia Raya. Hal ini yang diajarkan Sang Guru Thoriqoh Shiddiqiyyah bapak kyai Moch. Mukhtar Mu’thi dan dituntun oleh Pimpinan Opshid FKYME Bapak Moch Subchi Azal Tsani kepada jiwa – jiwa opshid,” ungkapnya.

Dalam peringatan ini, di Indonesia Opshid tengah membangun total 65 unit rumah layak huni di Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Banten, DKI Jakarta hingga Sumatera dan Kalimantan. Sasaran utama mereka yakni warga miskin, dhuafa, yatim piatu dan janda yang ditinggalkan meninggal dunia oleh suami.

Sementara itu, Rofiqoh yang merupakan ibu dari penerima rumah syukur, mengaku senang atas bantuan yang telah diberikan oleh Thoriqoh Shiddiqiyyah tersebut. Ia mengaku memang sudah berangan-angan membangun rumah.

“(Rasanya) seperti mimpi, karena sudah ada rencana yang saya rencanakan. Ingin memiliki rumah,” kata Rofiqoh yang kesehariannya bekerja sebagai penjahit ini.

Ia saat ini tinggal di rumah orangtua almarhum suaminya di Desa Banjarsari. Setelah rumahnya rampung dibangung, Ia akan tinggal bersama anaknya yang saat ini masih duduk di bangku SMP kelas 7.

“Kondisi rumah, bocor merata, gentengnya sudah pecah semua. Ini nanti (kalau rumahnya sudah jadi) ditinggali sama anak saya, berdua saja,” katanya. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.