Kudus, isknews.com – Selain mengejar prestasi akademis, seorang siswa juga harus bisa mengembangkan soft-skills, seperti kemampuan dalam kepemimpinan dan komunikasi. Hal tersebut tentunya dapat dilakukan melalui proses pembelajaran antarbudaya, seperti pertukaran pelajar.
Guna melatih kemampuan tersebut, 2 siswi didampingi 1 guru dari MAN 2 Kudus beserta 17 peserta lainnya dari seluruh Indonesia mengikuti program pertukaran pelajar ke Amerika Serikat, The Indonesia Youth Leadership Program (IYLP) 2017 dari Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia (the US Embassy). Program yang dilaksanakan selama sebulan (8 Agustus–3 September 2017) ini sepenuhnya di biayai oleh Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (Department of State of the United States of America) melalui tim pelaksana dari Indiana University, dalam hal ini Kantor Departemen Urusan Internasional (Office of International Development of the Indiana University – OIDUI). Peserta dari MAN 2 Kudus diwakili oleh Drifarrosa Aisy Aufanuha Machfudz (XII MIA 5), Maziya Rahma Safira (XII MIA 4), dan Muhamad Khodrotun Naja, M.Pd., selaku guru pendamping.
Visi dan misi dari program IYLP 2017 ini adalah membangun dan mengembangkan kompetensi kepemimpinan remaja (youth leadership skills) dan kemampuan berbahasa Inggris siswa-siswi di Indonesia. Selain itu, program ini juga mengikat siswa untuk dapat berkontribusi di lingkungan masyarakat atau komunitasnya melalui project yang akan mereka laksanakan di lingkungan masing-masing. Selama proses kegiatan sebulan di Amerika, para peserta juga diajarkan bagaimana membuat riset, presentasi riset dan juga pengenalan kegiatan dan usaha-usaha nirlaba (non-profit) yang memberikan dampak langsung terhadap ruang lingkup masyarakat sekitar, satu negara, dan bahkan antar negara. Selanjutnya, siswa juga berkesempatan untuk belajar ilmu politik dan demokrasi di Amerika Serikat langsung dengan para staff perwakilan di pemerintahan di negara bagian (state) dan juga di negara Amerika serikat (United States). Disamping itu, mereka juga berkesempatan untuk berkontribusi dengan membuat project di salah satu sekolah di Amerika Serikat, Harmony School. Beberapa dari mereka memberikan pendampingan pembelajaran dan memperkenalkan masakan dan Budaya Indonesia kepada para siswa. Dan beberapa siswa melakukan project renovasi kelas dan taman di sekolah tersebut.
Manfaat yang bisa diambil dari program ini adalah para peserta dapat mengaplikasikan kemampuan berbahasa Inggris mereka dengan tingkat yang lebih tinggi karena dihadapkan langsung dengan beberapa figur baik di institusi pendidikan, seperti sekolah, kampus Indiana University, dan pemerintahan di DPRD, DPR-MPR di Amerika Serikat. Selain itu, kemampuan di bidang life-skill juga didapatkan melalui institusi non-formal seperti kehidupan bersama keluarga angkat (host family), institusi nirlaba (non-profit) dan juga kunjungan ke berbagai tempat wahana dan bersejarah di Amerika Serikat. Bagi guru pendamping, manfaat yang bisa didapatkan adalah pengetahuan tentang administrasi terkait pembelajaran dan pelaksanaannya di ruang kelas. (Ditulis M. Khodrotun Naja, M.Pd.- Guru Bahasa Inggris MAN 2 Kudus)