Pasar Tradisional Kudus Hadapi Masalah Sampah Akibat Penutupan TPA

oleh -1,640 kali dibaca
Foto: Lokasi TPS Pasar Bitingan Kudus. (Aris Sofiyanto/ISKNEWS.COM)

Kudus, isknews.com – Penutupan sementara Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kudus untuk perawatan mendesak telah menimbulkan tantangan dalam pengelolaan sampah di pasar-pasar tradisional. Volume sampah yang terus meningkat menjadi perhatian, memaksa pengelola pasar dan petugas kebersihan untuk bekerja ekstra keras menjaga kebersihan lingkungan pasar.

Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas Perdagangan Kudus, Albertus Harys Yunanto, menyatakan bahwa pihaknya telah mengambil langkah antisipatif untuk menghadapi situasi ini. Salah satunya adalah memberlakukan sistem penjagaan kebersihan secara bergilir oleh Satuan Tugas Kebersihan (Satib) dan petugas kebersihan.

“Pasar dijaga bergantian oleh Satib dan petugas kebersihan selama TPA ditutup. Ini dilakukan untuk menghindari warga membuang sampah sembarangan di TPS pasar,” ungkap Albertus, Jumat (16/1).

Ia menjelaskan bahwa pasar-pasar yang memiliki Satib, seperti Pasar Kliwon, Pasar Baru, Pasar Jember, dan Pasar Bitingan, cenderung lebih terkendali dalam pengelolaan sampahnya. Sebaliknya, pasar tanpa Satib biasanya memiliki volume sampah lebih kecil namun tetap menjadi perhatian.

Khusus di Pasar Bitingan, salah satu langkah yang diterapkan adalah pelarangan kendaraan bentor untuk membuang sampah di TPS pasar. Langkah ini diambil untuk menjaga kebersihan pasar dan mengurangi penumpukan sampah.

“Bentor tidak diperbolehkan membuang sampah di Pasar Bitingan selama penutupan TPA. Kami juga mengedukasi warga agar tidak membuang sampah sembarangan,” tambahnya.

Namun, tantangan tetap ada. Di Pasar Bitingan, tercatat volume sampah non-organik mencapai tiga kontainer per hari, dan selama TPA ditutup, sampah telah menumpuk hingga sembilan kontainer.

Sementara itu, Pasar Baru menghasilkan satu kontainer sampah setiap dua hari, sedangkan Pasar Kliwon menghasilkan dua kontainer setiap hari. Untuk mengatasi penumpukan, pengelola pasar menyediakan wadah tambahan berupa karung untuk menampung sampah sementara.

“Ini adalah langkah darurat untuk mencegah penumpukan sampah yang berlebihan selama TPA tidak bisa digunakan,” jelas Albertus.

Ia berharap, dengan langkah-langkah ini, kebersihan pasar tradisional di Kudus tetap terjaga meskipun dalam situasi yang sulit. “Kami terus memantau dan memastikan pengelolaan sampah berjalan sebaik mungkin meski dengan keterbatasan,” pungkasnya. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :