Kudus, isknews.com – Tak seperti lazimnya pelantikan pejabat OPD yang sebelumnya digelar di Pendopo, pelantikan tiga jabatan pimpinan tinggi pratama atau kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kali ini berlangsung di Kompleks Masjid Menara Kudus, sebuah lokasi yang penuh makna spiritual, Kamis (03/10/2024).
Tiga pejabat yang dilantik dalam acara tersebut adalah Andi Imam Santoso sebagai Kepala Dinas Perdagangan, Famny Dwi Arfana sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), serta Sulistyowati sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).
Sebelumnya, Andi Imam Santoso menjabat sebagai Sekretaris Dinas Perdagangan, Famny Dwi Arfana menjabat sebagai Kepala Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Dinas PMD, dan Sulistyowati menjabat sebagai Sekretaris Bappeda.
Dalam sambutannya, Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Muhamad Hasan Chabibie, mengungkapkan harapan besarnya agar para pejabat yang baru dilantik dapat menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab.
“Kami memilih lokasi ini untuk mengingatkan para pejabat akan nilai-nilai spiritual dalam menjalankan tugas mereka,” ujar Hasan.
Ia menekankan pentingnya pelantikan ini sebagai landasan yang kuat demi masa depan Kabupaten Kudus yang lebih baik.
Pelantikan ini turut disaksikan oleh pejabat lainnya dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus. Prosesi pelantikan dilakukan di bawah pintu masuk utama kawasan Masjid Menara Kudus dan makamnya, yang konon terpasang Rajah Kalacakra oleh Sunan Kudus, sebuah simbol perlindungan spiritual.
Para pejabat yang hadir terlihat mengenakan pakaian khas Kudusan, lengkap dengan ikat kepala dan sarung batik, yang semakin menambah nuansa sakral acara tersebut.
Pj Bupati Hasan Chabibie juga menegaskan bahwa pelantikan ini bukan sekadar formalitas biasa, melainkan sebagai pondasi penting untuk kemajuan Kabupaten Kudus.
“Pelantikan ini adalah langkah awal menuju perubahan besar, dan kami ingin memastikan bahwa nilai-nilai spiritual yang ada di Menara Kudus dapat menjadi inspirasi bagi setiap pejabat dalam menjalankan tugasnya,” ucapnya.
Selain itu, Hasan Chabibie menjelaskan bahwa pelantikan di lokasi bersejarah ini juga merupakan upaya Pemkab Kudus untuk menjaga warisan leluhur Sunan Kudus. Menurutnya, Sunan Kudus adalah figur yang selalu menekankan ketulusan dan kesederhanaan dalam melayani masyarakat, dan ini harus menjadi pedoman bagi para pejabat yang baru dilantik.
“Kita harus melayani masyarakat Kudus dengan sebaik-baiknya, penuh tanggung jawab, dan tetap menjaga integritas,” lanjutnya.
Terpisah, pengurus Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), Abdul Jalil, turut memberikan pandangannya terkait pelantikan di lokasi bersejarah ini. Menurutnya, penggunaan Kompleks Masjid Menara Kudus sebagai tempat pelantikan merupakan langkah yang tepat untuk mengingatkan para pejabat akan pentingnya spiritualitas dalam menjalankan tugas pemerintahan.
“Pelantikan di sini mengingatkan kembali akan nilai luhur yang diajarkan Sunan Kudus,” jelasnya.
Abdul Jalil juga menjelaskan bahwa Rajah Kalacakra, yang terpasang di pintu masuk utama Menara Kudus, memiliki fungsi khusus untuk menyucikan setiap orang yang melewati atau berada di bawahnya.
“Setiap orang pemegang jabatan atau amanah harus memiliki hati yang bersih. Kalau ada pejabat yang takut dengan ‘kalacakra’, berarti ada ‘sesuatu’ yang perlu diperbaiki dalam dirinya. Kami berharap para pejabat bisa menghayati dan memahami bahwa jabatan adalah amanah yang harus dijaga dengan kesucian hati dan niat yang tulus,” tutupnya.
Seperti diketahui Rajah Kalacakra atau Kolocokro yang berada di pintu masuk kawasan Masjid Menara Kudus diyakini bisa melengserkan pejabat level tinggi yang melintasinya, Sejumlah sumber menyebut, hingga kini mitos tersebut diyakini masih ditakuti pejabat sampai saat ini. Ini dibuktikan jarangnya pejabat yang melintasi area ini. (YM/YM)
.