Volume Sampah Meningkat Imbas Penutupan TPA, Pasar di Kudus Siapkan Langkah Darurat

oleh -1,487 kali dibaca
Foto: Kondisi TPS di Pasar Kliwon Kudus. (Aris Sofiyanto/ISKNEWS.COM)

Kudus, isknews.com – Penutupan sementara Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Tanjung Rejo Kudus berdampak signifikan pada pengelolaan sampah di sejumlah pasar tradisional. Peningkatan volume sampah memaksa pengelola pasar dan petugas kebersihan untuk bekerja lebih keras guna menjaga kebersihan lingkungan pasar.

Langkah antisipatif yang diterapkan adalah penjagaan kebersihan pasar secara bergilir oleh petugas Satuan Tugas Kebersihan (Satib) dan petugas kebersihan. Hal ini bertujuan untuk mencegah penumpukan sampah yang berlebihan di tempat pembuangan sampah (TPS) pasar serta menghindari warga yang membuang sampah sembarangan.

“Selama TPA ditutup, pasar dijaga bergantian oleh Satib dan petugas kebersihan. Ini kami lakukan untuk memastikan warga tidak membuang sampah sembarangan di TPS pasar,” ujar Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas Perdagangan Kudus, Albertus Harys Yunanto, Kamis (16/1/2025).

Albertus menambahkan, tidak semua pasar di Kudus memiliki Satib. Namun, pasar yang memiliki Satib seperti Pasar Kliwon, Pasar Baru, Pasar Jember, dan Pasar Bitingan, cenderung lebih terkendali dalam pengelolaan sampahnya.

“Di pasar yang tidak memiliki Satib, volume sampah biasanya lebih kecil. Namun, tetap kami upayakan untuk menjaga kebersihannya dengan petugas kebersihan yang ada,” imbuhnya.

Salah satu langkah tambahan yang diterapkan di Pasar Bitingan adalah pelarangan kendaraan bentor untuk membuang sampah di pasar tersebut. Kebijakan ini bertujuan menjaga kebersihan dan mengurangi penumpukan sampah di TPS pasar.

“Selama penutupan TPA, bentor tidak diperbolehkan membuang sampah di Pasar Bitingan. Kami juga mengedukasi warga agar tidak membuang sampah sembarangan,” jelasnya.

Meski berbagai upaya telah dilakukan, volume sampah di pasar-pasar tertentu tetap meningkat. Pasar Bitingan, misalnya, menghasilkan tiga kontainer sampah non-organik per hari. Sampah ini telah menumpuk hingga sembilan kontainer selama TPA ditutup.

“Pasar Baru menghasilkan satu kontainer setiap dua hari, sedangkan Pasar Kliwon menghasilkan dua kontainer sampah setiap hari. Untuk mengatasi sementara, kami menyiapkan karung sebagai wadah penampungan tambahan,” katanya.

Dengan berbagai langkah darurat ini, Dinas Perdagangan Kudus berharap kebersihan pasar dapat tetap terjaga hingga TPA kembali beroperasi. “Kami terus memantau dan memastikan pengelolaan sampah berjalan optimal meski dengan keterbatasan,” pungkasnya. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :