Kudus, isknews.com – Sebanyak 27 SD dan SMP di Kabupaten Kudus terpaksa memberlakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring. Akibat terdampak genangan air banjir yang masuk hingga area sekolahan.
Sejumlah Kepala Sekolah SD sudah melapor untuk melaksanakan KBM daring, tersebar di 3 Korwil Kecamatan. Meliputi, SD Negeri 1 Setrokalangan dan SD Negeri 2 Setrokalangan yang berada di Korwil Kecamatan Kaliwungu.
Lalu, SD Negeri 2 Jojo, SD Negeri 3 Jojo, SD Negeri 2 Kesambi, SD Negeri 4 Payaman, SD Negeri 4 Golantepus, SD Negeri 2 Mejobo di Korwil Kecamatan Jekulo. Serta, SD Negeri 3 Jati Wetan dan SD Negeri 3 Pasuruhan Lor di Korwil Kecamatan Jati.
“Karena terdampak banjir, sekolah-sekolah tersebut mulai hari ini tadi izin melaksanakan KBM secara daring,” ujar Kabid Pendidikan Dasar pada Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kudus, Anggun Nugraha, Kamis, 14 Maret 2024.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus pada Kamis, 14 Maret 2024, ada sebanyak 14 desa di kabupaten setempat yang terdampak genangan air banjir.
Kasi Kedaruratan pada BPBD Kudus, Ahmad Munaji merinci, 14 desa tersebut yakni Desa Jati Wetan di Kecamatan Jati. Desa Tumpangkrasak, Desa Ngembalrejo Kecamatan Jati. Desa Pladen, Desa Tenggeles di Kecamatan Jekulo.
Lalu Desa Prambatan Lor, Desa Setrokalangan di Kecamatan Kaliwungu. Serta, Desa Jojo, Desa Tenggeles, Desa Golantepus, Desa Gulang, Desa Temulus, Desa Kesambi, dan Desa Mejobo di Kecamatan Mejobo.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kudus, Harjuna Widada menyebut bahwa sekolah terdampak bencana banjir yang terjadi pada tahun ini, lebih parah dibanding tahun sebelumnya atau tahun 2023 kemarin.
“Lebih parah tahun 2024, karena (tahun) kemarin itu data yang masuk banyak sekolahan yang terdampak banjir tapi di halaman sekolah, ini ada yang masuk ruang kelas,” ujarnya saat meninjau sekolah terdampak banjir di SD Negeri 1 Tanjungkarang, Jumat (15/04/2024).
Disamping itu, sekolah yang dilaporkan terdampak banjir pun jumlahnya cukup banyak. Dimana, hingga Jumat, 15 Maret 2024, ada 27 sekolah yang lapor terdampak banjir dan melaksanakan pembelajaran secara daring.
“Ada 27 sekolah, 24 itu SD dan 3 SMP. Yang SMP itu ada SMP 2 Jati, SMP 2 Mejobo dan SMP 2 Undaan,” terangnya.
Harjuna menceritakan, saat peninjauannya ke SMP 2 Jati, genangan air di sekolah setempat masuk hingga teras dan ruang kelas. Begitupun saat meninjau di SD 3 jati Wetan, genangan air masuk sampai ruang kelas, sehingga terpaksa dilakukan pembelajaran daring.
“Yang SD 3 Jati Wetan sudah ada yang ditinggikan, disana banjir dan yang tidak masuk (genangan air) hanya 2-3 lokal (ruang kelas) saja,” katanya.
Pihaknya juga berencana melakukan peninjauan di sekolah terdampak banjir lainnya, seperti di wilayah Dukuh Goleng, Desa Jati Wetan serta beberapa sekolah di wilayah Kecamatan Undaan. Namun terhambat karena akses jalan yang tergenang air cukup tinggi.
“Ini ke goleng tidak bisa masuk, Setrokalangan. Mau ke sekolah lain, kita akses jalan masuk belum bisa, dan SMP 2 Mejobo juga masuk ruang kelas (genangan air),” tuturnya. (YM/YM)